Jumat, 17 Juni 2011

Curhat: Episode Hidup_Menjadi Ibu

Awalnya aku sama sekali tidak pernah terfikir ataupun membayangkan menikah dengan seorang pria yang sudah mempunyai anak (alias duda, hehehe). Kebetulan almarhumah istri suamiku ini meninggal karena sakit kanker payudara dan batu empedu. Perkenalan kamipun berlangsung singkat (belum ada setahun) dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Dengan mengucap basmallah dan modal niat lillahi taala, aku menerima lamaran suamiku. Selama 3-4 bulan awal menikah, kami masih didampingi mertuaku untuk membimbingku bagaimana merawat anak-anak. Setelah itupun aku ditinggal mertuaku.....huhuhu.  Sendirian................................................................. bersama anak-anak yang menurutku itu...huaaaaa bikin aku terkaget-kaget. Yupz inilah awal aku menjadi seorang ibu....bahasa halusnya ibu sambung dan bahasa kasarnya ibu tiri (Hiks). Totally, aku itu ga punya basic ketrampilan rumah tangga, ga bisa masak, ga tahan bau ompol, belum terbiasa dengan kerewelan anak-anak. Dan sempet nangis juga sih ketika anak-anak ga mau makan masakanku (emang ga enak sih...hehehe). Wah, semrawut banget hidup aku, bawaanya emosi terus. Alhamdulillah, aku bukanlah orang mudah putus asa, ku keluarkan semua kepintaranku (padahal ga ada yang bilang pintar, hehehe), aku belajar masak dan mencari cara mengatasi agar tidak emosional menghadai anak-anak dan mengatasi kebiasaan ompol si kecil. Akupun mulai bertanya mertua, tanya mama (thanks a lot mom...), browsing internet, berkunjung ke psikolog sampai ngelirik dan merhatiin tetangga bagaimana cara nanganin anak-anak hehehe. Semua memang berproses, walaupun jatuh bangun alhamdulillah sekarang anak-anak sudah menampakan kemajuan mulai dari kemandirian, bersosialisai dengan teman sebayanya. Akupun sudah jarang emosional sama anak-anak (sesekali sih masih, dimaklumin yah!!!) dan sekarang masakanku eunak-eunak lho.....hehehe. ALHAMDULILLAH

Yang paling aku takutkan dalam merawat dan mendidik anak-anak adalah ketika bertemu ibu mereka diakhirat dan bertanya,"Kamu apain anak-anakku?? Apakah sudah kau didik dengan benar?? Apakah kau mengajarkan pada mereka untuk selalu mendoakan orangtua kandungnya?" Bergidik jika aku membayangkannya......

Aku memang ibu sambung dalam artian menyambung tugas dan amanah yang belum terselesaikan oleh ibu kandung mereka dalam mendidik anak-anaknya hingga sukses dunia dan akhirat. Anggapan bahwa ibu tiri itu kejam sama sekali tidak berlaku dalam kehidupanku yang ada hanyalah tanggungjawab dan amanah yang besar dipundakku. Mudah-mudahan ceritaku ini bisa mengubah persepsi sosok ibu tiri yang kejam. Semoga Allah mempermudah aku dalam menghadapi ujian-ujianMu dan jika ini memang ladang amal dan jalanku menuju surga akan kujalani dan kutempuh sebaik-baiknya. Sampai bertemu di surga......

2 komentar: